Sistem Informasi Desa Kedunguter
Pada hari Ahad, tanggal 22 Juni 2025, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Banyumas Ranting Kedunguter kembali menggelar pengajian rutin Ahad Pagi, sebuah agenda keagamaan yang telah menjadi tradisi dalam menjaga ruh spiritual masyarakat. Kegiatan ini berlangsung dengan khidmat dan penuh semangat di Gedung Sasana Krida Sena Desa Kedunguter, yang pagi itu dipenuhi oleh jamaah dari berbagai kalangan, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga warga desa yang antusias mengikuti acara.
Dengan mengusung tema “Mewujudkan Kebersamaan dalam Perbedaan”, pengajian kali ini terasa istimewa karena turut menghadirkan KH. Arief Machbub, seorang ulama kharismatik dari Banyumas, yang memberikan tausiyah penuh makna dan menyentuh hati.
Pengajian ini menjadi ajang silaturahmi yang mempertemukan para jamaah dari berbagai desa sekitar. Ruang pertemuan dipenuhi dengan suasana kebersamaan, kehangatan, serta semangat ukhuwah islamiyah yang kuat. Meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda—baik dari sisi organisasi, usia, maupun profesi—para peserta menunjukkan kesatuan hati dalam semangat mencari ilmu dan mempererat hubungan antarwarga.
Kepala Desa Kedunguter, Bapak Darsan, turut hadir dan memberikan sambutan pembuka yang menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas terselenggaranya acara tersebut. Beliau mengapresiasi peran NU Ranting Kedunguter yang secara konsisten menjadi wadah peningkatan keimanan serta mempererat tali persaudaraan di tengah masyarakat.
Dalam tausiyahnya, KH. Arief Machbub menyampaikan pesan yang sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. Beliau menekankan bahwa perbedaan adalah sunnatullah, dan kebersamaan dalam perbedaan adalah wujud dari kedewasaan beragama serta kecintaan terhadap nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.
“Islam mengajarkan kita untuk saling menghargai, bukan saling menghakimi. Keberagaman bukan untuk dipertentangkan, melainkan untuk dijadikan kekuatan dalam membangun masyarakat yang damai dan rukun,” ujar beliau dalam ceramahnya yang disambut penuh takzim oleh para jamaah.
KH. Arief juga mengajak para jamaah untuk aktif dalam kehidupan sosial dan kemasyarakatan, serta menjaga persatuan di tengah tantangan zaman yang kian kompleks.
Tema yang diangkat dalam pengajian kali ini mencerminkan semangat Nahdlatul Ulama dalam menjaga nilai-nilai kebhinekaan dan toleransi. Di tengah masyarakat yang majemuk seperti di Kedunguter, penting untuk terus menanamkan nilai bahwa perbedaan bukanlah halangan untuk bersatu. Justru dengan adanya perbedaan, masyarakat diajak untuk saling mengenal, memahami, dan bekerjasama dalam membangun desa yang harmonis dan religius.
Kegiatan pengajian rutin Ahad ini diharapkan tidak hanya menjadi media penguatan spiritual, tetapi juga wadah konsolidasi sosial umat, tempat berkumpulnya masyarakat dalam semangat kebersamaan dan gotong royong. NU sebagai organisasi keagamaan yang besar, terus menunjukkan perannya dalam mendampingi umat dengan pendekatan yang santun dan membumi.
Pemerintah Desa Kedunguter menyatakan komitmennya untuk terus mendukung kegiatan-kegiatan keagamaan seperti ini sebagai bagian dari upaya mewujudkan masyarakat desa yang religius, toleran, dan berkepribadian luhur.
"Dengan pengajian, kita tidak hanya memperdalam ilmu agama, tetapi juga meneguhkan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan yang menjadi fondasi utama kehidupan bermasyarakat.”