Sistem Informasi Desa Kedunguter

shape shape
Gambar Artikel

Mini Lokakarya Percepatan Penurunan Stunting di Kecamatan Banyumas

Sinergi Pemerintah dan Masyarakat Menuju Generasi Sehat, Cerdas, dan Berkualitas


Pelaksanaan Kegiatan: Kolaborasi untuk Masa Depan Anak Bangsa

Pada Selasa, 14 Oktober 2025, bertempat di Aula Dalam Kecamatan Banyumas, dilaksanakan kegiatan Mini Lokakarya Percepatan Penurunan Stunting yang dihadiri oleh berbagai unsur penting, mulai dari Camat Banyumas beserta jajaran, Koordinator PLKB, perwakilan RSUD Banyumas, Puskesmas Banyumas, Pendamping Desa, organisasi masyarakat, hingga perwakilan desa-desa di Kecamatan Banyumas, termasuk Desa Kedunguter.

Acara dimulai pada pukul 08.30 WIB dan berlangsung hingga selesai, dengan suasana penuh semangat kolaborasi. Kegiatan ini menjadi bagian penting dari upaya bersama dalam menurunkan angka stunting sekaligus memperkuat sinergi antarinstansi dalam mendukung program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana).


Pembukaan dan Lagu Kebangsaan

Mini lokakarya diawali dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB. Suasana khidmat dan semangat nasionalisme terasa kuat, menjadi simbol kebersamaan seluruh peserta untuk bergerak bersama menuntaskan persoalan stunting di wilayah Banyumas.


Sambutan Camat Banyumas: Harapan untuk Generasi Sehat dan Tangguh

Dalam sambutannya, Camat Banyumas, Bapak Jakarta Tisam, S.STP., M.Si., menyampaikan apresiasi atas kerja sama semua pihak yang telah berperan aktif dalam program percepatan penurunan stunting.

Beliau menyoroti dua program Genting (Gerakan Cegah Stunting) yang telah berhasil dilaksanakan, yaitu di Desa Binangun dengan swadaya masyarakat dan Desa Kalisube dengan sistem iuran per dawis sebesar Rp 5.000.
Menurut beliau, sasaran utama program Genting meliputi baduta, balita, ibu hamil, ibu nifas, dan remaja, terutama yang berisiko anemia.

“Faktor utama penyebab stunting bukan hanya gizi, tetapi juga sanitasi, MCK, dan kondisi psikis keluarga. Kita ingin anak-anak Banyumas tumbuh sehat, cerdas, dan menjadi generasi yang lebih baik di masa depan,” tutur beliau dalam sambutannya.


Paparan dari Koordinator PLKB: Program Unggulan dan Quick Win

Selanjutnya, Koordinator PLKB Kecamatan Banyumas, Ibu Wartinah, menyampaikan berbagai program unggulan dalam upaya penurunan stunting. Salah satunya adalah Program Quick Win, hasil inisiatif Kepala BKKBN Pusat, yang terdiri dari beberapa kegiatan, yakni Genting, Tamasya, Sidaya, Gati, dan Super Apps (Aplikasi Pelaporan).

Program Genting sendiri telah diluncurkan dua kali — pertama pada Januari 2024 dan kedua pada Juli 2025 — serta mendapat penghargaan dari Bupati Banyumas, Bapak Sadewo, atas keberhasilannya di tingkat kecamatan.

Beliau juga menjelaskan peran ANAKMAS (Aliansi Anak dan Keluarga Masyarakat) yang terdiri dari PCA Aisyiyah, PAC Muslimat, dan WKRI Kecamatan Banyumas, dengan tugas utama menampung donasi bagi keluarga rentan.
Salah satu keberhasilan nyata ditunjukkan oleh Desa Kalisube, yang mampu menjadi contoh desa inspiratif dalam pelaksanaan iuran dawis untuk membantu baduta, ibu hamil, dan ibu nifas.


Pentingnya Pencegahan Dini dan Peran Keluarga

Dalam sambutannya, Ibu Wartinah juga menegaskan pentingnya pencegahan sejak dini, yang dapat dimulai dari masa remaja dan calon pengantin.
Ia menjelaskan empat prinsip 4T dalam kehamilan yang berisiko tinggi:

  • Terlalu muda,

  • Terlalu tua,

  • Terlalu dekat jarak kehamilan, dan

  • Terlalu banyak anak.

Remaja diharapkan memahami usia ideal menikah — 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki — agar dapat mempersiapkan kesehatan reproduksi dan mental dengan baik.

Beliau juga menegaskan agar TP PKK dan kader desa segera berkoordinasi dengan Penyuluh KB masing-masing wilayah, termasuk dengan Bapak Munir selaku Penyuluh KB Desa Kedunguter, guna mempercepat pelaksanaan kegiatan di lapangan.


Kolaborasi Lintas Sektor: Peran RSUD dan Puskesmas Banyumas

Perwakilan dari RSUD Banyumas turut memberikan sambutan, menekankan bahwa rumah sakit berperan penting dalam penanganan kasus stunting yang memerlukan intervensi medis.
RSUD Banyumas juga berkoordinasi erat dengan Puskesmas Banyumas, khususnya bagian petugas gizi, untuk memberikan pendampingan bagi baduta dan balita yang membutuhkan perhatian lebih lanjut.


Materi dari Puskesmas Banyumas: Dampak dan Pencegahan Stunting

Materi utama disampaikan oleh Ibu Lili dari Puskesmas Banyumas, yang mengupas tuntas tentang dampak nyata gangguan perkembangan kognitif akibat stunting.
Beliau menjelaskan bahwa anak stunting sering mengalami hambatan dalam perilaku, kemampuan belajar, dan tingkat kecerdasan dibandingkan anak seusianya.

Selain itu, anak yang mengalami stunting cenderung lebih apatis, kurang percaya diri, dan memiliki performa akademik yang lebih rendah.

Dalam paparan poin-poin pencegahan stunting, Ibu Lili menekankan pentingnya intervensi sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), meliputi:

  • Prakonsepsi: edukasi kesehatan reproduksi, pola makan bergizi, dan menghindari perilaku berisiko,

  • Selama kehamilan: pemeriksaan rutin, pencegahan anemia, dan perilaku hidup bersih,

  • Masa bayi dan anak: pemberian ASI eksklusif, MPASI tepat, serta imunisasi lengkap.


Situasi Terkini dan Data Stunting Desa Kedunguter

Dalam pemaparan situasi terkini, disebutkan bahwa jumlah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Banyumas mencapai 184 orang, dengan 60,47% di antaranya berisiko tinggi (Bumil 4T).
Khusus di Desa Kedunguter, tercatat 13 ibu hamil dengan 32 anak dalam kondisi stunting dari total 188 balita berusia 0–69 bulan.

Untuk mendukung percepatan penanganan, Program Genting memberikan empat bentuk bantuan, yaitu:

  1. Nutrisi: makanan bergizi bagi ibu hamil dan anak 1000 HPK,

  2. Non-nutrisi: perbaikan rumah dan MCK,

  3. Akses air bersih: pipanisasi dan pengeboran sumur,

  4. Edukasi: peningkatan kesadaran remaja, calon pengantin, dan ibu hamil.


Rencana Tindak Lanjut: Desa Kedunguter Siap Bergerak

Dalam sesi tindak lanjut, setiap desa, termasuk Desa Kedunguter, diminta segera menyusun rencana pelaksanaan program Genting dengan melibatkan TP PKK, kader kesehatan, dan perangkat desa.

Pertemuan lanjutan dijadwalkan pada Selasa, 18 November 2025, dengan agenda evaluasi penanganan stunting di masing-masing desa.
Laporan akan mencakup data stunting yang sudah dan belum ditangani, progres intervensi, serta kendala yang dihadapi di lapangan.


Arahan dari Koordinator Pendamping Desa dan Toronto Foundation

Koordinator Pendamping Desa, Bapak Agung Mulyawan, memberikan penekanan agar desa segera melaksanakan Rembug Stunting sebagai dasar penyusunan RKPDes 2026.
Menurut beliau, Mini Lokakarya idealnya diadakan antara bulan Juni hingga September, sementara Oktober–Desember digunakan untuk finalisasi APBDes.

Selain itu, hadir pula perwakilan dari Toronto Foundation, organisasi filantropi Indonesia yang fokus pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan, kepemimpinan, dan penelitian medis. Salah satu desa binaannya adalah Desa Pasinggangan, yang diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa lain.


Penutup: Bergerak Bersama untuk Generasi Emas Banyumas

Kegiatan Mini Lokakarya Percepatan Penurunan Stunting Kecamatan Banyumas ini menjadi momentum penting untuk memperkuat langkah bersama dalam membangun generasi Banyumas yang sehat, kuat, dan berdaya saing.

Melalui komitmen dan sinergi lintas sektor, termasuk peran aktif masyarakat, kader PKK, penyuluh KB, dan lembaga kesehatan, diharapkan angka stunting di wilayah Kecamatan Banyumas, khususnya Desa Kedunguter, dapat terus menurun secara signifikan.

“Anak Indonesia adalah calon SDM unggul — sehat, kuat, cerdas, terampil, dan berakhlak baik. Dari mereka, masa depan bangsa yang gemilang akan terwujud.” 🌿

Tulis Komentar