Sistem Informasi Desa Kedunguter
Banyumas, 2025 — Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga yang berkelanjutan, Pemerintah Desa (Pemdes) Kedunguter turut berpartisipasi dalam kegiatan Sosialisasi Perilaku Pengelolaan Sampah Rumah Tangga yang diselenggarakan di Desa Papringan, Kecamatan Banyumas.
Kegiatan yang berlangsung dengan penuh semangat ini disampaikan oleh mahasiswa Program Pascasarjana (S2) Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) sebagai bagian dari kontribusi akademisi dalam menjawab permasalahan lingkungan di tingkat desa.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara dunia pendidikan dan pemerintahan desa dapat melahirkan solusi konkret terhadap tantangan lingkungan yang dihadapi masyarakat sehari-hari. Dalam suasana diskusi yang cair namun berbobot, para mahasiswa S2 UNSOED memaparkan materi edukatif seputar perilaku pengelolaan sampah rumah tangga, mulai dari prinsip dasar 3R (Reduce, Reuse, Recycle), pentingnya pemilahan sampah, hingga strategi pengurangan sampah organik dan anorganik dari sumbernya.
Selain itu, disampaikan pula contoh-contoh nyata dari beberapa desa di Indonesia yang telah berhasil menerapkan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat secara efektif. Materi ini tidak hanya memberikan wawasan baru, namun juga membuka cakrawala berpikir bagi peserta tentang pentingnya perubahan perilaku sebagai langkah awal menjaga kelestarian lingkungan.
Kehadiran Pemdes Kedunguter dalam kegiatan ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah desa terhadap isu lingkungan yang selama ini menjadi perhatian bersama. Dengan membawa semangat belajar dan berbagi pengalaman, perwakilan dari Kedunguter berdiskusi aktif mengenai tantangan pengelolaan sampah di wilayahnya, serta menggali berbagai solusi berbasis komunitas yang dapat diimplementasikan secara realistis.
Dalam sesi tanya jawab, Pemdes Kedunguter mengungkapkan niat untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga, melalui pembentukan kelompok peduli lingkungan, pengadaan bank sampah, dan pelatihan keterampilan daur ulang sebagai potensi ekonomi alternatif.
Dari kegiatan ini, muncul harapan besar bahwa pendekatan berbasis edukasi dan pemberdayaan masyarakat akan menjadi kunci utama dalam membentuk perilaku yang ramah lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Mahasiswa S2 UNSOED juga menekankan bahwa perubahan tidak harus dimulai dari hal besar, namun justru dari kebiasaan sederhana sehari-hari, seperti memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, hingga memanfaatkan sampah organik untuk kompos.
Sebagai tindak lanjut, Pemdes Kedunguter berencana menggelar sosialisasi serupa di tingkat dusun dan RT serta menjalin komunikasi lebih lanjut dengan pihak kampus untuk program pendampingan dan pengembangan inovasi pengelolaan sampah di desa.
Sosialisasi yang diadakan di Desa Papringan ini menjadi momen penting dalam membangun kesadaran kolektif bahwa pengelolaan sampah bukan hanya urusan individu, tetapi tanggung jawab bersama. Dengan adanya sinergi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat, akan terbentuk pola pikir baru yang lebih peduli terhadap lingkungan.
Pemdes Kedunguter pun berkomitmen untuk tidak hanya menjadi peserta, tetapi juga penggerak perubahan positif di wilayahnya, dengan harapan besar bahwa Desa Kedunguter akan menjadi desa yang bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.