Sistem Informasi Desa Kedunguter

shape shape
Gambar Artikel

Peningkatan Kualitas Kebijakan Melalui Media Tradisional: Kolaborasi Kearifan Lokal dan Legislatif di Desa Kedunguter

Kedunguter, 25 Maret 2025 — Upaya memperkuat kualitas kebijakan publik melalui pendekatan yang menyentuh akar budaya lokal kembali ditunjukkan oleh Pemerintah Desa Kedunguter melalui kegiatan bertajuk “Peningkatan Kualitas Kebijakan Melalui Media Tradisional” yang diselenggarakan pada Selasa, 25 Maret 2025 bertempat di Gedung Sasana Krida Sena, Desa Kedunguter.

Kegiatan yang penuh muatan edukatif dan kultural ini menghadirkan dua narasumber istimewa, yaitu Bapak H. Sarif Abdillah, S.Pd.I., selaku Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah (melalui sambutan virtual), serta Bapak Imam Ahfas, selaku Wakil Ketua DPRD Kabupaten Banyumas. Kehadiran tokoh-tokoh penting dari unsur legislatif ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dan wakil rakyat dalam menjembatani dialog antara kebijakan dan masyarakat melalui pendekatan budaya.


Susunan Acara yang Sarat Makna

Kegiatan dimulai pada pagi hari dengan suasana hangat dan antusiasme tinggi dari warga. Acara dibuka secara resmi oleh pembawa acara, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang menggetarkan ruangan, sebagai bentuk penghormatan dan nasionalisme.

Momen yang sangat mencuri perhatian adalah penampilan Tari Banyumasan dari Sanggar Banyu Biru, yang menggambarkan kekayaan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal Banyumas. Pertunjukan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi pengantar yang menyatu secara simbolik dengan tema besar acara—bahwa kebijakan publik bisa dikomunikasikan dan dipahami dengan lebih efektif melalui pendekatan budaya.


Sambutan Penuh Inspirasi dari Para Tokoh Legislatif

Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan virtual dari Bapak H. Sarif Abdillah, S.Pd.I. selaku Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa kebijakan yang baik harus dibangun dari komunikasi dua arah yang efektif antara rakyat dan wakilnya. Ia juga menyampaikan bahwa media tradisional seperti seni tari, wayang, tembang, dan lainnya dapat menjadi sarana sosialisasi kebijakan yang akrab dengan masyarakat akar rumput.

Selanjutnya, Bapak Imam Ahfas memberikan sambutan secara langsung, menekankan pentingnya pelibatan masyarakat desa dalam proses perumusan dan evaluasi kebijakan. Beliau juga mengapresiasi Desa Kedunguter yang dinilai aktif dan progresif dalam mengembangkan komunikasi publik yang inklusif dan berbasis budaya.


Penyerahan Bantuan Sembako: Wujud Nyata Kepedulian

Salah satu momen mengharukan dalam kegiatan ini adalah penyerahan paket sembako secara simbolis dari Bapak H. Sarif Abdillah kepada masyarakat Desa Kedunguter. Walaupun disampaikan secara virtual, bantuan tersebut tetap diterima secara langsung oleh perwakilan warga dengan penuh rasa syukur. Aksi sosial ini menjadi simbol bahwa kebijakan publik tidak hanya berhenti pada diskusi, namun juga hadir dalam bentuk nyata yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.


Menghidupkan Kembali Media Tradisional dalam Ranah Kebijakan

Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam merevitalisasi media tradisional sebagai jembatan antara kebijakan dan masyarakat. Di tengah arus informasi digital yang cepat dan masif, kearifan lokal tetap memiliki peran penting sebagai alat penyampaian pesan-pesan pembangunan yang mudah dicerna dan dekat dengan hati masyarakat.

Melalui pendekatan ini, kebijakan tidak lagi terasa kaku dan formal, tetapi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang bisa dipahami oleh semua lapisan masyarakat. Ini sejalan dengan semangat Undang-Undang Desa yang menempatkan desa sebagai subjek pembangunan, bukan hanya objek.


Penutup: Kolaborasi Budaya dan Kebijakan untuk Masa Depan Desa

Kegiatan “Peningkatan Kualitas Kebijakan Melalui Media Tradisional” di Desa Kedunguter merupakan salah satu contoh nyata bagaimana komunikasi publik dapat dilakukan secara kreatif, partisipatif, dan berakar pada nilai-nilai lokal. Dengan menghadirkan tokoh legislatif dan menggandeng seni budaya, pemerintah desa menunjukkan bahwa pembangunan bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga soal pemahaman, partisipasi, dan pelestarian identitas.

Diharapkan kegiatan serupa terus dilaksanakan, tidak hanya di Kedunguter, tetapi juga di desa-desa lain, sebagai langkah strategis dalam membangun desa yang tidak hanya maju secara fisik, tetapi juga matang dalam kesadaran politik dan kebudayaan.

Tulis Komentar